Sabtu, 16 April 2011

before the war

sunday.. MONDAY!!!! National Exam is coming! huuaaaaaaaaaa xO
oh God, give me the way.. remember me if I forget with the formula or the matery..
I wanna pass this exam! yes, I have to get one word "LULUS"
AAAAMIIIIINNN!!! x)

i have to get 20 number of the national exam in order that i safe. Bismillahirrohmanirrohiiimmmm.. I trust in You. Give me ease God :)

Bismillahrrohmanirrohiiimmm...
Semangat! Keep On Spirit! LULUS!!
AAAAMIIIINNN x)



Opick-Takdir


Dihempas gelombang dilemparkan angin

Sekisah kubersedih kubahagia

Di indah dunia yang berakhir sunyi

Langkah kaki di dalam rencana-Nya

Semua berjalan dalam kehendak-Nya

Nafas hidung cinta dan segalanya

Dan tertakdir menjalani segala kehendak-Mu ya robbi

Ku berserah ku berpasrah hanya pada-Mu ya robbi

Dan tertakdir menjalani segala kehendak-Mu ya robbi

Ku berserah ku berpasrah hanya pada-Mu ya robbi

Bila mungkin ada luka coba tersenyumlah

Bila mungkin tawa coba bersabarlah

Karena air mata tak abadi

Akan hilang dan berganti ..

Bila mungkin hidup hampa dirasa

Mungkinkan hati rindukan dia

Karena hanya dengannya hati tenang

Damai jiwa dan raga

Dan tertakdir menjalani segala kehendak-Mu ya robbi

Ku berserah ku berpasrah hanya pada-Mu ya robbi

Dan tertakdir menjalani segala kehendak-Mu ya robbi

Ku berserah ku berpasrah hanya pada-Mu ya robbi

Hanya padamu ya robbi ..






Minggu, 10 April 2011

Tangga-Ajariku Rahasiamu


Telah kutempuh segala cara
Tuk sembuhkan rasa kecewa
Ku belajar tuk berhenti mencintaimu
Dan membunuh rasa ini

Ajariku cara melupakanku
Agar kutetap kuat tanpa perlukanmu
Agar terbiasa kudapat jalani hidup tanpa cintamu
Ajari aku rahasiamu

Dulu kukira katamu sungguh
Kan kita plihara rasa cinta hingga akhir masa
Belajar tuk menjaga dan saling percaya
Namun kini tak berarti

Ajariku cara melupakanku
Agar kutetap kuat tanpa pelukanmu
Agar terbiasa kudapat jalani hidup tanpa cintamu
Ajari aku rahasiamu

Sejauh langkah larikan dari kerinduan
Tak kutemukan cara tuk lupakanmu
Aku hanya inginkan rahasiamu yang bisa
Sembuhkanku dari luka lama yang
Menjerat menyayat hati

Ajariku cara melupakanku
Agar kutetap kuat tanpa perlukanmu
Agar terbiasa kudapat jalani hidup tanpa cintamu
Ajari aku rahasiamu

Ajariku cara melupakanku
Agar kutetap kuat tanpa perlukanmu
Agar terbiasa kudapat jalani hidup tanpa cintamu
Ajari aku rahasiamu

Tangga - Utuh


Semakin ku ingkari
semkain ku mengerti
hidup ini tak lengkap tanpamu
aku mengaku bisa tapi hati tak bisa

sesungguhnyaku berpura-pura relakan kau plih cinta yang kau mau
sesungguhnya ku tak perah rela karena ku yang bisa membuat hatimu utuh..

sakit yang ku rasa bukan karena dia
tapi krena kau pilih cinta yang salah
aku mengaku bisa tapi hati tak bisa

sesunggunya ku berpura-pura relakan kau pilih cinta yang kau mau
sesungguhnyaku tak pernah rela karena ku yang bisa membuat hatimu utuh


Rabu, 06 April 2011

Raka dan Hana


....

Bruk! Raka merasa ada yang menabraknya dari samping. Dilihatnya orang yang menabraknya tadi. Seorang gadis yang sedang merapikan bajunya, dan memegang segelas plastik jus melon di tangan kanannya.

“Ya ampun, Mas… maaf ya, aku tadi nggak sengaja, aku melamun sih tadi. Maaf ya, Mas…” gadis tersebut meminta maaf sambil merapikan rambut panjang ikalnya.

Raka merasa familier dengan gadis itu. Sorot mata yang keluar dari mata gadis itu tidak asing baginya.Dia mirip sekali dengan Hana… kata Raka dalam hati. “Oh, iya nggak apa kok. Kalau boleh tahu nama kamu siapa?” Raka memberanikan diri untuk bertanya.

“Oh, iya kenalin, aku Hana Putri Talita. Nama kamu siapa?”

Jgeeerrr!!! Raka merasa seperti disambar petir. Tebakanku bener, ternyata gadis ini adalah Hana…

“Hana?”

“Ya? Aku Hana, terus nama kamu siapa?” Hana merasa heran dengan tingkah lelaki di depannya ini.

“Hana… ini aku Raka. Kamu masih ingat sama aku?”

Jgeeerrrr!!! Kali ini Hana yang merasa disambar petir. Dia tidak menyangka jika lelaki di depannya ini adalah Raka. Campur aduk perasaan Hana. Sungguh, Hana tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan Raka…

“Raka?” Teringat olehnya kejadian yang telah lalu, dan ingin rasanya cepat-cepat Hana pergi dari tempat itu. “Aku masih banyak urusan, aku duluan ya. Oh, ya… soal yang tadi aku minta maaf,” cepat-cepat Hana berkata pada Raka kemudian beranjak dari tempat itu.

“Hana tunggu!” Raka memegang tangan Hana untuk mencegahnya pergi. “Jangan pergi dulu.”

“Ada apa lagi?”

“Aku… aku… aku senang bisa ketemu sama kamu lagi, Han. Aku pengen kita ngobrol lebih banyak lagi…”

“Aku nggak bisa. Aku masih banyak urusan, kapan-kapan aja deh.”

Ya udah, nggak apa Han kalo kamu emang nggak bisa hari ini. Aku tunggu kapan kamu bisanya.”

“Ok… gimana caranya aku bisa ngasih tau kamu?” tanya Hana pada Raka.

Ntar aku sms kamu, Han. Kamu masih pake nomer yang lama kan?”

“Iya, aku masih pake nomer yang lama. Ya sudah, aku tunggu sms dari kamu. Aku duluan ya,” jawab Hana sambil berlalu meninggalkan Raka.

Raka melihat Hana pergi, tak sedetik pun dia melepaskan pandangannya dari Hana hingga Hana benar-benar tak tampak lagi. Raka tidak menyangka jika dia akan bertemu dengan Hana. Muncul perasaan aneh dalam dada Raka, perasaan yang dulu pernah membuat dirinya menjadi berarti. Tapi, Raka telah menyakiti Hana, dan Raka menyadari akan hal itu. Lama Raka berdiri di tempat itu, merenungi apa yang sedang terjadi pada dirinya…

Raka menyadari bahwa perasaannya terhadap Hana tidak hilang. Rasa bersalah pun muncul dalam hati Raka, karena dia telah menyakiti hati Hana. Raka sungguh tidak menyangka hal ini akan terjadi padanya…


***


Hari ini Raka dan Hana akan bertemu setelah 1 minggu sejak kejadian itu. Raka melihat angka yag tertera di jam tangan yang dikenakannya. Jam 13.55, berarti 5 menit lagi… kata Raka dalam hati. Jantung Raka berdebar tak karuan menunggu kedatangan Hana.

Tak lama kemudian, seorang gadis mengenakan drees berwarna orange panjang selutut, berjalan ke arah Raka. Raka melihat seksama kepada gadis itu. Setelah gadis itu sampai dan berdiri di hadapan Raka, barulah Raka menyadari bahwa gadis itu adalah Hana.

“Kamu udah lama nunggu, Ka?” tanya Hana pada Raka.

Raka bengong. Raka belum berkata apa-apa. Raka terpesona pada gadis yang ada di hadapannya itu.Kamu cantik sekali Hana… ucap Raka dalam hati.

“Halo… Raka. Hei!”

“Ah, iya. Nggak kok, baru juga,” jawab Raka tergagap.

“Oh… terus sekarang kita mau kemana?”

“Terserah kamu.”

“Ya udah, kita keliling-keliling aja ya.”

Siiiiipp dah… hehhe.”

Pandangan Raka tak lepas dari Hana, dilihatnya gadis itu semakin dewasa. Hana tidak menyadari kalau daritadi Raka terus memperhatikannya. Hana terus bernyanyi, dan Raka terus memperhatikannya.Kamu tidak berubah Hana, kamu masih suka bernyanyi dan kamu sekarang semakin cantik... kata Raka dalam Hati. “Han, kamu nggak berubah ya, masih suka nyanyi,” Raka membuka pembicaraan.

“Apa? Iya dong… hehhe. Suaraku makin bagus kan?” jawab Hana sambil memamerkan deretan giginya yang rapi.

“Hahahaaa… tetap nggak berubah. Kamu tuh pe-de banget, ya?”

“Iyalah… harus itu, hehhee.”

Mereka terus bercanda, hingga tidak terasa kalau hari sudah menunjukkan pukul 18.05. Raka mengantar Hana pulang ke kostannya. Sebenarnya Raka belum ingin berpisah, masih banyak yang ingin ia bicarakan pada Hana.

“Makasih ya, Ka… kamu udah nganterin aku.”

“Sama-sama, Han… Oh, iya. Sebenarnya ada yang mau aku omongin.

“Mau ngomong apa lagi, Ka?”

“Han, aku mau minta maaf sama kamu atas semua yang pernah aku lakuin sama kamu kemaren. Akubener-bener nggak tau mesti ngapain lagi. Aku minta maaf ya, Han? Dan sekarang aku baru sadar Han, kalo ternyata cuma kamu yang aku sayang…”

Hana terdiam mendengar perkataan Raka. Hana kembali tidak menyangkaa kalau Raka akan berkata seperti itu. “Sudahlah, Ka. Bagiku yang kemaren cukup menyakitkan

. Apa lagi yang kau inginkan?”

Raka meraih tangan Hana dan menarik tubuh Hana ke dalam pelukannya. “Han, aku benar-benar minta maaf kalo aku udah nyakitin hati kamu. Aku akui aku salah, tapi aku sadar han, kalo ternyata cuma kamu yang bisa ngertiin aku…”

“Aku nggak percaya sama apa yang kamu omongin ke aku,” kata Hana dengan suara bergetar.

“Aku bisa ngerti kalo kamu nggak percaya sama aku. Tapi aku mohon Han sama kamu, beri aku satu kesempatan lagi untuk mengembalikan kepercayaanmu padaku. Aku rela melakukan apa saja asal kepercayaanmu padaku kembali seperti dulu…” semakin erat Raka memeluk tubuh Hana.

Hana tak berkutik. Hana hanya bisa diam di dalam pelukan Raka.

“Hana aku mohon, kamu jangan tinggalin aku. Maaf aku sempat melukai kamu. Hana, Tiada pantaskah ku tuk kembali memulainya?”

“Kamu serius, Ka?”

“Iya, Hana. You’re the only one that I want in my life… give me a second chance, please? I’ll keep all of mine and never let you go again, Hana… I promise.”


-inspired by Ada Band, Setingginya Nirwana-